Dalam pertemuan tersebut dihadiri ketua BPD Tikonu, Mustarif, pengurus air dan Badan pengawas air serta perwakilan warga BTN dan perangkat desa.
Ketua BPD Tikonu, Mustarif, menyarankan perlunya pengaturan air secara berjadwal. Karena itu distribusi air ke pipa harus diatur dengan memasang katup pengatur. 'Untuk saat ini, solusinya seperti itu, pasang beberapa titik katup pengatur," katanya.
Hal senada dikatakan Badan Pengawas BUMDes, Nurdin. Ia sepakat perlunya pengaturan distribusi air secara berjadwal mengingat debit air di hulu saat ini semakin berkurang. "Tetapi ini harus dijaga bersama, jangan sampai ada pihak yang tidak puas dan egois sendiri, " katanya.
Sementara, perwakilan warga BTN, Santi, menyarankan perlunya meninjau kembali perpipaan, sehingga air yang keluar bisa melayani kebutuhan pengguna. Ia mencontohkan kalau selama ini pipa yang menyambung ke BTN adalah pipa 1 inchi, maka ditingkatkan lebih besar. Begitu pun pipa dari intake, perlu pipa yang lebih besar, mulai dari 8,6,4 hingga pipa 3. "Sehingga tekanan air yang mengalir cukup sampai ke pelanggan, " katanya.
Kepala Desa Tikonu, Sabaruddin merespon aspirasi pelanggan dan berharap ditengah musim kemarau yang berpotensi terjadinya krisis air saat ini, kiranya semua pihak bisa saling memaklumi. "Kami akan koordinasikan dengan pihak pengembang BTN, agar kita bisa mencari solusi bersama mengatasi ancaman krisis air, " katanya.
Posting Komentar