Kepala Desa Tikonu, Sabaruddin menyampaikan, bahwa pemerintah desa akan selalu mendukung upaya penanganan dan pencegahan stunting , diantaranya tidak hanya melalui penyiapan pemberian makanan tambahan melalui posyandu.
Menurutnya, pemerintah desa juga mengupayakan bantuan dari LAZISMU berupa pemberian makanan tambahan, dan bantuan tersebut disalurkan di awal tahun, "Termasuk bantuan sembako dari LAZISMU untuk Lansia," katanya.
Tenaga Ahli Pendamping Desa, Junaidin, menjelaskan pencegahan penangan stunting dilaksanakan secara terpadu dan melibatkan semua pihak atau lintas sektor diantaranya BKKBN, Dinas kesehatan, kemenag, TNI/Polri, hingga pemerintah desa. "Walaupun leading sektornya ada di BKKBN ,tapi semua sektor terlibat," katanya.
Kepala UPTD PKM Wundulako, H Muhammad Ridwan memaparkan penanganan pencegahan stunting juga harus dilihat dari aspek atau faktor yang mempengaruhi, yang tidak hanya persoalan kurangnya gizi anak dalam fase pertumbuhan 0-2 tahun, tetapi banyak faktor lain yang harus menjadi perhatian, antara lain faktor kebersihan lingkungan seperti sampah yang tidak dikelola baik, termasuk kurangnya pengetahuan kaum ibu.
Karena itu, Ridwan mengingatkan perlunya pendidikan sejak dini tentang budaya hidup bersih dan sehat.
Sementara, ketua BPD Tikonu, Mustarif, menyarankan perlunya peningkatan pembinaan ibu menyusui, ibu hamil dan calon pengantin atau remaja putri, melalui penyuluhan dan pendampingan, agar sejak dini memiliki pengetahuan tentang pencegahan stunting.
Rembuk stunting juga dihadiri Bhabinkamtibmas, Babinsa, Kader KPM, kader posyandu, bidan desa kader pembina keluarga.
إرسال تعليق